Perang Sengit Di Bagian Timur Kongo, Tewaskan 30 Tentara dan 40 Pemberontak Muslim ADF – Pertempuran yang sangat sengit terjadi di Kongo bagian Timur pada minggu lalu. Pejabat militer yang bertugas menyatakan bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Muslim ini tidak bisa terhindarkan dan menghilangkan nyawa 30 tentara dan 70 lainnya luka-luka, bahkan diantarnya mengalami luka yang cukup serius dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Tidak hanya tentara yang harus gugur, tapi dari pihak pemberontak juga menewaskan 40 orang, akibat peperangan ini.
Para pemberontak Muslim kalah dalam peperangan yang terjadi di hari Kamis tersebut. Serangan dari pasukan Demokrat Sekutu atau yang biasa disebut dengan ADF mampu membuat para pemberontak Muslim terpukul mundur di kawasan provinsi Kivu Utara. Kebenaran ini sudah dikonfirmasi oleh Mayor Mak Hazukai oleh wartawan pada hari Sabtu lalu.
Dalam pertempuran yang menewaskan 40 pemberontak, lima diantaranya pimpinan yang memiliki peran besar. Terjadinya pertempuran sengit tersebut akibat tentara datang dan merebut markas dari ADF di Madinah. Rupanya hal ini mampu membuat Perdana menteri senang dan bahkan membuatnya memberikan ucapan selamat kepada tentara karena berhasil menghancurkan benteng pertahanan terakhur ADF. Kegembiraannya diunggah melalui akun twitter situs pada hari Jumat lalu.
Lokasi Kivu utara yang berada di perbatasan Uganda membuat ADF yang merupakan pemberontak Muslim dari Uganda dengan mudahnya melakukan kampanye kekerasan di Republik Demokratik Kongo bagian timur. Aktifitas ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun dan tentara masih diam tanpa melakukan penyerangan. Semakin lama keberadaan ADF lebih membahayakan dan menjadi momok mengerikan bagi Kongo, sehingga tentara harus segera mengambil tindakan dan menjalankan misi yang berhasil tersebut, merebut markas ADF dari peperangan yang terjadi di Madina.

Mayor Hazukai juga menyatakan bahwa ADF merupakan fundamentalis muslim yang sangat berbahaya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan paham yang dianut bergaris keras sehingga membuat mereka mudah melakukan penyerangan. Sehingga dalam berbagai kesempatan, tentara menjadi lebih waspada mengingat paham yang dianut oleh ADF mampu menghancurkan sebuah negara.
Tentara militer Kongo menyampaikan perlawanan kepada ADF ke masyarakat luas pada 30 Oktober lalu, karena terlalu berbahaya untuk dilakukan mediasi. Hal ini dilakukan karena pemberontak Muslim tersebut dianggap membunuh banyak orang sejak tahun 2014, di kawasan Beni yang merupakan wilayah utara Kivu Utara.
Maka dari itu, pemberontak dianggap sangat berbahaya bagi keberadaan Kongo, sehingga masyarakat luas juga diberi pengertian untuk melakukan perlawanan apabila ADF beraksi. Tentara militer menjadi pelindung yang tidak mau ambil resiko untuk menjaga kedaulatan negara dan seluruh warga masyarakat yang ada. Langkah antisipasi dari tentara Kongo diacungi jempol dan diapresiasi oleh perdana mentri, terbukti dari cuitannya di media sosial beberapa waktu lalu.