4 Fakta yang Pernah Terjadi di Congo – Congo merupakan sebuah Negara yang berada di Afrika Tengah. Berdasarkan wilayahnya, Congo merupakan Negara terbesar di Afrika. Dengan populasi penduduk mencapai 107 juta jiwa, Negara ini termasuk Negara dengan penduduk terpadat di dunia. Namun, luas Negara ini mencapai 29.922.059 kilometer persegi.
Di Negara ini banyak terjadi hal-hal yang mencengangkan. Seperti halnya perempuan telah menduduki berbagai jabatan dalam pemerintahan, termasuk posisi kementerian dan kursi di majelis nasional dan provinsi. Namun secara keseluruhan, diskriminasi terhadap perempuan dan etnis minoritas tetap menjadi masalah yang berkelanjutan. Lebih jelasnya berikut ini 4 fakta di Congo.
1. Keamanan
Angkatan bersenjata Congo terdiri dari tentara, penjaga republik, angkatan laut (termasuk infanteri dan marinir), dan angkatan udara. Angkatan darat menjadi angkatan militer terbesar. Untuk masuk menjadi angkatan bersenjata Congo haru memenuhi syarat untuk dinas militer antara usia 18 dan 45 tahun.
2. Kesehatan dan kesejahteraan
Pada tahun 1960, Congo mewarisi keadaan medis yang sulit, karena tidak ada dokter disana. Administrasi kolonial telah melatih teknisi medis dan perawat Congo, tetapi telah membatasi praktik medis hanya kepada para dokter dan misionaris Eropa. Selama dekade pertama kemerdekaan, asisten medis, teknisi dan perawat Congo berusaha memenuhi kebutuhan negara.
Pada akhir 1970-an, kebanyakan dokter adalah orang Congo, tetapi jumlahnya sangat rendah. Pada tahun 1990 hanya ada satu dokter untuk setiap 15.500 orang. Hingga akhirnya kemudian meningkat pada tahun 2004, ada satu dokter untuk setiap 9.500 orang. Meskipun begitu masih termasuk kekurangan dokter.
Dengan sarana terbatas yang dimilikinya dan bantuan organisasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF). Pemerintah telah berperang melawan penyakit yang paling kritis dan meluas seperti campak, tuberkulosis, trypanosomiasis, kusta, polio, dan HIV / AIDS. Upaya lain yang dilakukan pada bagian akhir abad ke-20 yaitu mendirikan pusat dan program khusus, baik di kota maupun di daerah pedesaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan perawatan ibu dan anak, pendidikan sanitasi, perbaikan sanitasi lingkungan dan pengobatan preventif dan kuratif.
Namun, pada 1990-an dan awal abad ke-21, negara itu menderita karena standar perawatan kesehatan yang terus menurun. Pada saat itu juga terjadi perang saudara yang berkepanjangan. Penyakit seperti HIV / AIDS, penyakit tidur dan berbagai jenis demam berdarah sebagian besar tidak terkendali. Pada akhir perang, jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan menderita kelaparan dan penyakit.
3. Perumahan
Dalam banyak kasus orang membangun rumah mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan dan sarana mereka. Pemerintah telah membentuk departemen yang membangun dan menyewakan rumah serta menjual kondominium, terutama di perkotaan. Di kota-kota, agen real estate dan individu juga membangun rumah dan apartemen untuk disewakan.
4. Pendidikan
Sejak kemerdekaan, otoritas pemerintah telah mengakui nilai pendidikan dan telah mempromosikannya secara terbuka. Konflik sipil selama bertahun-tahun yang menyebabkan penurunan drastis dalam pendanaan pemerintah untuk pendidikan. Hal ini juga mengakibatkan penurunan angka partisipasi. Hingga akhirnya terdapat pengungsian internal dan perekrutan pemuda oleh milisi yang bertujuan untuk memulihkan akses ke pendidikan dasar dimulai pada tahun 2002.
Pendidikan dasar dimulai pada usia enam tahun dan wajib, meskipun sulit bagi Congo untuk memenuhi janji ini. Disebabkan beberapa hal seperti pengalihan dana publik ke kantong pribadi, kurangnya fasilitas, dan jumlah guru yang tidak memadai. Pendidikan menengah dimulai pada usia 12 dan berlangsung selama enam tahun tidak wajib secara resmi.