Konsekuensi Krisis Politik di Kongo

Konsekuensi Krisis Politik di Kongo

Konsekuensi Krisis Politik di Kongo – Krisis Politik di Kongo sudah terjadi dalam beberapa tahun. Krisis semakin parah ketika Presiden Joseph Kabila menolak lengser dan pemilu yang seharusnya terjadi pada 2016 ditunda hingga sekarang. Krisis politik ini telah mempengaruhi banyak aspek negara.

– Salah satu Negara Termiskin di Dunia
Meskipun Kongo memiliki banyak sumber daya alam seperti berlian, emas, uranium, minyak, dan sumber daya potensial lainnya, Kongo adalah salah satu negara termiskin di dunia. 10% dari anak-anak di Kongo meninggal sebelum mereka berusia lima tahun. 40% dari anak-anak mengalami masalah gizi buruk.

– Banyak Korban Menderita Krisis Ini
Ada sekitar 5.000 orang tewas yang berasal dari pemain akibat krisis politik ini sejak 2006. Ada lebih dari empat setengah juta orang harus meninggalkan rumah sendiri dan dua juta anak menderita gizi buruk dan kelaparan. Lebih dari 10.000 orang telah lari ke negara lain di Afrika seperti Tanzania, Uganda atau Zambia. Akibat kekerasan baru-baru ini, jutaan orang Kongo membutuhkan bantuan darurat termasuk tempat tinggal, makanan, sanitasi, dan pendidikan.

– Ketakutan Akan Berlanjutnya Konflik pada Pemilu Berikutnya
Ada banyak kontroversi mengenai pengaturan pemilu termasuk dua nama terbesar dari partai oposisi yang tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilu tesebut serta mesin voting elektronik baru yang sangat beresiko untuk dimanipulasi.

Para pengamat khawatir krisis di Kongo akan semakin parah bahkan setelah pemilu yang berarti masih akan ada ketidakstabilan di negara itu. Artinya akan ada lebih banyak protes, kekerasan, pelanggaran HAM, dan kemiskinan.